Minggu, 18 April 2010

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA :

1. Akhadiah, Sabarti. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Paramata, 1988.
2. Silehan, dan Soeditjo. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.
3. Sudjana S. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis_Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.
4. Ilwan, Hatim. ed. Bill Gates Tak Lagi Nomor Satu. Jakarta: Media Group, 2010.
5. Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar O dan Ridwan Sakura H. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1989.

ISI DAFTAR PUSTAKA

1. Tahun Penerbitan : 1984
Penerbit : GAMA
Kota diterbitkan : Yogyakarta
Judul Buku : Bimbingan Menulis Skripsi, Thesis
Penulis : Sutrisno Hadi

2. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Prosiding Teknik Penulisan Buku Ilmiah
Penulis : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Departmen Pendidikan dan Kebudayaan

3. Tahun Penerbitan : 1983
Penerbit : Dian Rakyat
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jilid I
Penulis : Sultan Takdir Alisjahbana

4. Tahun Penerbitan : 1995
Penerbit : Harpen Collins College Publishers
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : The Little Brown Compact Handbook
Penulis : Jane E Aaron


5. Tahun Penerbitan : 1974
Penerbit : MC Grow Nill Book Company
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : The Pschology Of Language= An Introduction to Psycolinguistic and Generative Grammer
Penulis : ___________

6. Tahun Penerbitan : 2007
Penerbit : Yudhistira
Kota diterbitkan : Bogor
Judul Buku : Ayo Belajar Berbahasa Indonesia
Penulis : Muhamad Darisman. S.PD, dkk

7. Tahun Penerbitan : 1989
Penerbit : Harcout Brace Jovanouich
Kota diterbitkan : New York
Judul Buku : Writing The Research Paper=A Handbook
Penulis : Anthony C Winkler dan Jo Ray Mccuen

8. Tahun Penerbitan : 1996
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Kiat Menulis Artikel Iptek Populer di Media Cetak
Penulis : Markus G Lyakto

9. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Tira Pustaka
Kota diterbitkan : Jakarta
Judul Buku : Widya Wiyata Pertama Anak-anak Bintang Sahabat Kita
Penulis : Sabne Rockett dan Steve Me Clure

10. Tahun Penerbitan : 1991
Penerbit : Univertas Diponegoro
Kota diterbitkan : Semarang
Judul Buku : Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa
Penulis : Tim FS UNDIP

Senin, 05 April 2010

Penjelasan materi

Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum, panalaran ini memudahkan untuk memetakan seuatu maslaah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar, tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
- contoh penalaran induktif adalah sapi punya mata, anjing punya mata, kucing punya mata, setiap hewan punya mata.
penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat, untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum, jika premis itu benar dan cara penarikan kesimpulan sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar, jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka panalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
contoh penalaran deduktif adalah semua hewan punya mata, anjing termasuk hewan, berarti anjing punya mata.
Paragraf Generalisasi . contoh : truk, bus, mobil, dan motor selalu menjadi pemandangan yang tak asing lagi bagi penduduk ibukota. Panas, polusi, debu serta padatnya hilir mudik kendaraan dijalan menjadi suasana yang sudah menjadi hal yang biasa untuk dinikmati. Walaupun suasana itu bukan situasi yang nyaman untuk kita nikmati. Ya, begitulah suasana Ibu kota setiap harinya.
Keterangan : Paragraf diatas menyebutkan karakteristik suasana Ibu Kota secara khususnya terletak pada kalimat 1 dan kalimat 2. Dan karakteristik umum pada akhir paragraf yaitu kalimat 4 (sebagai kesimpulan dari paragraf tersebut).
Paragraf Analogi, contoh : Siapa yang tak mengenal spesies ini, warnanya yang elok serta bentuk tubuhnya yang terbilang unik membuat spesies ini menjadi primadona. Arwana spesies ikan yang sangat terkenal dengan keberuntungan dan kehokiannya bila memiliki ikan tersebut sudah menjadi bintang di antara spesies ikan hias lainnya. Sebagian orang meyakini adanya keberuntungan bila dapat memelihara ikan tersebut. Harganya pun tak semua kalangan bisa menjangkaunya. Mahalnya harga ikan tersebut membuat banyak orang yang membudidayakannya untuk dijual kembali. Berbeda dengan jenis-jenis ikan lainnya. Kepercayaan akan adanya keberuntungan dan kehokian tersebut yang membuat ikan Arwana berbeda dengan ikan hias lainnya. Namun, bila kita fikirkan dengan logika dan ilmiah. Lepas dari kepercayaan tersebut, budidaya yang dilakukan oleh si pengusaha ikan hias Arwana dapat menjaga kelestarian populasi ikan hias Arwana tersebut. Dan sebaiknya pembudidayaan tersebut dilakukan pada spesies ikan hias yang lainnya agar fauna laut dapat terjaga kelestarianya.
Keterangan : Paragraf diatas membandingkan dua spesies ikan yang berbeda namun sama jenisnya yaitu ikan hias. Dan kesimpulan dari paragraf diatas adalah pembudidayaan pada ikan hias Arwana sebaiknya dilakukan juga pada spesies ikan yang lainnya agar semua populasi ikan hias dapat tetap lestari.
Paragraf hubungan Kausal (sebab akibat), contoh : Sore har menjelang malam seorang anak berlari sambil menangis masuk ke dalam sebuah gubuk tua. Mukanya pucat pasi, tubuhnya kurus seperti kekurangan gizi, pakaianya lusuh seperti tak terurus. Ku tanya mengapa ia menangis dan mengapa ia seorang diri. Ia menjawab sambil menitikkan air mata, menundukkan kepala, "Uangku Hilang" , "Adikku menunggu dirumah menjaga ibuku yang sedang sakit". Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku, menitikkan air mata lagi, Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah. Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya dipasar. Mereka menghampiriku, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu. "Terima kasih bu, ibu tidak usah repot-repot seperti ini. Saya ikhlas membantu adik ini kemarin.""Tidak apa-apa dik, kamu terima ya sedikit makanan kecil ini, untuk bekal kamu ke sekolah." "Ya sudahlah, say terima ya bu. Terima kasih banyak ya bu","Permisi, Waktu sudah menunukkan pukul 06:15, sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah".
Keterangan : Paragraf diatas mempunyai hubungan kausal dengan pola Akibat Sebab : pada paragraf ke-2 dengan kalimat "Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanna untuk adik dan ibunya dirumah". Akibat-Sebab : pada paragraf ke-3 dengan kalimat "Mereka menghampiriku, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu"
Sebab-Akibat : pada paragraf ke-4 dengan kalimat "Waktu sudah menunjukkan pukul 06:15, sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah"
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Silogisme terdiri dari : Silogisme Katagorik, Silogime Hipotetik, dan Silogisme Disyungtif. Contoh semua tumbuhan membutuhkan air. Akasia adalah tumbuhan. Akasia membutuhkan air
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani "en" artinya di dalam dan "thymos" artinya pikiran adalah sejenis sylogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tida lengkap dari bentuk selain silogisme.
Contoh : budiman tidak mau menerima uang suap, karena ia pegawai yang baik.
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yang berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama , jika artinya sama.
Contoh : Jakarta adalah Ibu kota Indonesia
Premis adalah putusan atau proposisi yang sudah diketahui yang dalam gabungan dengan premis lainnya dapat ditarik kesimpulan yang mengandung gagasan atas ide sebagaimanan termuat dalam premis-premis tersebut.
Contoh : semua becak bukan mobil.
Term adalah suatu ungkapan lahiriah dari pengertian yang terdiri dari satu kata atau lebih, term juga dapat didefinisikan sebagai bagian dari proposisi dan berfungsi sebagai term subjek atau predikat.